Saturday, October 28, 2006

Cinta, cinta dan cinta. Topik yang tidak pernah ada matinya, yang entah kenapa seperti menyedot seluruh jiwa dan menimbulkan kelelahan yang luar biasa untuk saya.

Ada yang bilang cinta yang murni adalah cinta yang tidak memakan korban, memberikan dan tidak menghilangkan. Well, menurut saya itu masih terbagi-bagi lagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya dengan siapa kita berhubungan.

Dengan pria yang sudah berstatus, jelas saya secara pribadi melihat banyak yang akan kehilangan. Mungkin semua, kecuali mereka yang bercinta. Dengan pria yang belum berstatus, masih ada sederetan bapak-ibu-nenek-kakek-om-tante-adik-kakak-bla bla yang bisa saja tidak setuju. Hal ini tentu kembali mempengaruhi unsur kehilangan tadi. Kehilangan hubungan baik, kehilangan keluarga, dll, dsb.

Jadi menurut saya kesimpulannya, secara kita tidak bisa hidup di dunia tanpa keluarga, teman atau apapun itu, *bayangkan banyak manusia-manusia yatim piatu tanpa keluarga besar yang jatuh cinta, mungkin rasa itu lebih murni, bukan karna persyaratan ini itu tetek bengek busuk dari keluarga*, saya rasa memang orang-orang yang mencintai kita harus mengerti apapun keputusan kita. Tetap berada di samping kita, kalau2 keputusan itu memang salah..hahaha..

Thursday, October 26, 2006

Cerita gadis kupu-kupu

Mimpi indah. Semalam suntuk yang lelah itu tlah digantikan bulir mimpi yang entah mengapa begitu merasuk. Lepas tengah malam hingga nyaris pagi aku jadi bunga. Peduli setan bunga apa. Mau mawar, melati, anggrek, tulip, bunga bangkai juga boleh. Apa saja asal jangan jadi kupu-kupu. Matari pamit hingga tengah malam aku sudah lelah jadi kupu-kupu.

Di mimpi itu, semua tidak ada yang percaya aku itu bunga. Iya, iya....jaman sekarang, 2006 ini, metamorfosis bukannya lagi di bentuk. Seyogyanya, dari ulat jadi kepompong terus terbang lepas bebas dan CANTIK jadi kupu-kupu. Oke, oke...cantik kata siapa? Kata mereka yang menamakan dirinya manusia, punya kaki dua, tangan dua, nurani katanya, dan o t a k ! Padahal orang Indonesia juga terkenal loh otaknya kalau dijual paling mahal, gak pernah dipakai sih katanya!

Nah, balik ke masalah metamorfosis. Trennya itu sekarang, selain berubah untuk fungsi kemapanan hati, mungkin ngikutin baju-baju mangdu yang floral itu, tapi beneran deh...jadi bunga itu lebih terhormat dari kupu-kupu. Coba pikir, kupu-kupu persamaannya jelek banget deh. Dulunya ulat, terus "operasi plastik"..nah, jadi deh yang namanya "makhluk malam". Ada juga yang bilang, jangan-jangan kepompong itu gak cuma bikin cantik, tapi menyediakan fasilitas operasi transeksual! Halah!

Makanya, untuk mimpi nanti malam aku mau pesan lagi jadi bunga. Biarin deh kalo bentuknya nyaru kupu, toh jadi apa juga orang masih bilang aku kupu.
Ada satu lagu band Netral yang gw suka banget. Judulnya Terbang Tenggelam, dari album Netral yang warna putih. Lupa apa judul albumnya, yang jelas keluarnya bersamaan dengan single yang berwarna hitam covernya...

Pesona cintamu,
menjamah jiwaku...
Semoga kilau ini abadi tuk selamanya,
gelora selalu...

Ku mau terbang dan tenggelam...
Menjalani semua ini...

Reguklah nafasku,
resapi denyutnya...
Bawalah diri ini ke alam cinta nan abadi,
sambutlah kekasih...


Great song...! Lirik pembebasan dan nada-nada yang memberi semangat. Walau sekarang gw muak dengan kalimat refrein yang bilang "ku mau terbang dan tenggelam", gila apa ya hidup gak tenang mulu. Mencoba bener, udah bisa bener, masih dicurigain gak bener. Mungkin benernya belum bisa kayak orang suci, atau orang ideal, perempuan yang fuckin' perfecto. Tapi masa sih usaha gak diitung? Kayaknya pernah denger deh gw cerita ttg seorang pembunuh yang masuk surga karna dihitung langkahnya lebih dekat ke rumah Allah...hmm...

Well, tadinya gw niat bener nyari tuh cd, dari tanya2, cari ke bandung, sampe nanya ke mantan. BUT! Ngapain juga klo mesti cost trouble....again and again and again. But yeah, musik yang dicari2 emang segitu niatnya, dan tidak ada yang janggal mengenai itu. Me and music, lebih rapat dari perempuan dan emosi.

Monday, October 23, 2006

Mimpiku tidak jelas tadi malam. Mungkin lebih ringan dari hariku. Entah apa enaknya jadi orang seperti aku. Sama saja dengan orang kaya yang takut kehilangan semua hartanya. Aku takut, khawatir...lelah karnanya. Mengapa aku tidak belajar membaca sebelum menulis? Belajar untuk bersahabat dengan kata kehilangan? Aku hanya ingin hidup damai, mungkin itu yang benar-benar aku butuhkan.

Saturday, October 14, 2006

Hari ini, tanggal 14 Oktober.
Sudah lama berlalu, dari siapa untuk siapa,
akan disampaikan bagaimana, saat kapan,
lalu bagaimana...

Aku sudah lama lupa,
atau berusaha lupa.

Terkadang yang terbaik adalah begini.
Pergi lepas dan biarkan.

Selamat ulang tahun, sahabatku.
Hanya itu yang pantas kukatakan.

anehaneh

Ada beberapa hal yang aneh hari ini. Yah, mungkin satu setengah (kenapa setengah? Karena biasanya sudah disadari tapi belum dibuktikan kebenarannya) hal aneh dan beberapa perasaan unik yang kukategorikan sebagai aneh. Untuk pertama kalinya dalam minggu ini aku ketemu cumy. Rupanya dia begitu sibuk ujian dan tentunya itu adalah kabar baik. Melihatnya begitu bersemangat adalah hal yang entah kenapa menyiarkan kabar, ”i’m alive!”.

Dia menceritakan siang harinya di Plaza Senayan, yang cukup lain daripada yang biasa. Adalah suatu perbincangan berdurasi setengah jam dengan dokter berumur 40 tahun yang sama sekali belum pernah dikenalnya (atau bahkan dilihatnya). Dalam tempo waktu yang singkat itu, dokter Prakoso ini (yang mengaku ginekolog atau semacamnya) berhasil meyakinkan cumy tentang profesi, asal, latar belakang, dan berujung pada niatnya untuk mengajaknya menikah! OMG!

Ini pasti hipnotis....atau semacam susuk yang luar biasa paten (dimana ya nyarinya?) hahaha..apapun itu, rupanya, seorang cumy yang kukenal sangat lurus (dengan alur yang biasa-biasa saja) menunjukkan sikap tertarik dan ingin mengetahui siapa orang tersebut secara mendalam. I’ve got strange feeling. Besok siang rencananya Si Dokter mau dipertemukan denganku. Marilah dimulai semua investigasi dan persidangan itu....(gimana ya caranya minta fotokopi KTP-nya?hahaha).

Hal (sedikit) aneh kedua...

baru menyadari betapa puisi dan jiwa lembut bisa menular. Contohnya begini, setelah bertahun-tahun menulis puisi, terkadang aku lelah melontarkan kalimat-kalimat manis, halus nan mesra (ajieh!) dan akhirnya berkata-kata dengan STD. Kemarin aku menulis message kepada temanku yang bekerja untuk Antam dan dikirim nun jauh disana (nah, kan sampe lupa deh apa nama daerahnya). Kalimatku begini *disampaikan lewat testi* ”duh si mas, ngilang kemana toh? =’)”, lalu tiba-tiba dia membalasnya demikian...

Aku
Hilang di tengah keramaian dan kegaduhan pabrik Nikel
Aku
Hilang di dalam buih-buih ombak lautan
Aku
Hilang di antara jutaan ilalang savana Celebes
Aku
Hilang mengikuti sang surya di kala maghribAkuHilang dan tersesat di hatimu yang turut menghilang

Good for you, Ryan! Ditempatkan di lokasi jauh memang terkadang membuat diri lebih ’terasah’ hihihi...

Thursday, October 12, 2006

sexuality

1001 macam cara untuk menimbulkan gairah, u name it! Ada teman yang tergila-gila dengan stensilan Harlequin, dengan penulis favorit Sandra Brown (nah, ini trick lama waktu di sma hahahaha), ada yang suka sekali nonton Miyabi sampai Marc Dorcell, ada yang suka mengamati pasangan lain making out or even just kissing (sedikit lunatic katanya, tapi buatku ini kinky yang sangat menarik hahaha), ada yang turn on hanya dengan melihat berbagai alat bantu seks (halleluyah indo belum sebebas Amsterdam, bisa mati nanti dia susah berjalan dengan leluasa tiap 5 meter hihihi).

Nah, buatku…tidak ada yang lebih menarik dan kilat dari merasa cemburu. Just imagine your couple with somebody else that you dislike, for example; his/her ex. It’ll work even faster if you imagine your couple’s story (about his/her wildest imagination or even action) and develop it! Geez! It works for me…

btw, menyangkut topik di atas, i love this one..
http://17tahun-keatas.blogspot.com/

Wednesday, October 11, 2006

Satu paragraf berikut adalah perkataan temanku Fivda Harry :

Saat ini aku mungkin akan menjadi orang yang paling menyebalkan,karena tulisan berikut ini : Dahulu manusia berkata "Logikanya Bumi itu Rata, diam, dan Matahari Mengelilingi Bumi", tetapi panduan iman(yg saya baca) memberi tahu "Bumi itu bulat, bergerak mengelilingi matahari dan mataharipun bergerak". Dahulu logika manusia mengatakan "Takkan Lari Gunung Dikejar", Tapi menurut panduan iman: " perhatikan langit, gunung, matahari dan segalanya, mereka semua bergerak(seperti berjalan)" dan setelah diselidiki beberapa puluh tahun kemudian, memang gunung bergerak sekian centi meter pertahunnya, dan tidak hanya ke atas atau melebar. Dahulu logika mengatakan daging Babi yang diternakkan dengan bersih akan baik dimakan, dan panduan iman berkata "Babi haram dimakan, sama halnya dengan liur anjing", ternyata pada saat ini diketahui bahwa ada senjenis bibit cacing yang hidup di dalam daging babi yang dapat menyebabkan kerusakan otak, dan bibit cacing tersebut juga ditemukan didalam liur anjing. Memang setelah daging babi dimasak matang-matang, benih2 cacing ini dapat mati.. tapi entah apa yang akan ditemukan beberapa tahun.. atau bulan atau dalam hitungan hari kemudian. Mungkin untuk beberapa hal Logika kita masih terbatas, hingga Yang di Atas dengan baiknya memberikan panduan sederhana tersebut(hanya 1 buku dgn 30Juz) untuk dibawa-bawa kemanapun hidup berlayar.

Memang benar Fiv, aku juga setuju sekali dengan pemikiran dan kenyataan bahwa kita dapat menemukan 1001 macam hal di dalam buku yang sedang kita bicarakan. Katanya, karna agama tersebut diturunkan paling akhir, yang terdapat di dalam kitabnya adalah yang terlengkap, termutakhir istilahnya, and i have no doubt about that.

Untuk mengetahui bahwa suatu hal baik atau tidak baik, mungkin kita harus mendengarkan kata-kata orang yang sudah melampauinya. Mungkin sama halnya ketika ibuku berkata, "Jangan ini..jangan itu, sama saja dengan lompat ke jurang!", tapi aku tidak pernah mendengarkannya. Karena aku adalah a risk taker, mau mencobanya sendiri. Mengetahui itu jurang atau bukan, jatuh terluka karnanya atau tidak, paling tidak penyesalan takkan muncul karna tidak mencobanya.

Terlepas dari kemungkinan apa yang penelitian akan beri di masa depannya. Terlepas dari aku juga mengakui kelengkapan kitab tersebut. Aku masih mencintai kenyamanan, penghormatan atas kesetaraan semua agama. Aku hanya merasa benar (dan ini tentu tidak sedang diperdebatkan denganmu, temanku) bahwa semua agama adalah sama. Masih menyembah Tuhan yang sama, lengkap pun tidak lengkap kitabnya.

Aku hanya tidak pernah merasa agamaku paling benar...karna suatu agama bisa sempurna, kitabnya bisa sempurna, pelaksanaan bisa jadi nyaris sempurna, tapi tidak menjadikan orang tersebut manusia yang sempurna (hanya) karna agamanya. Mencoba sebisa mungkin berpikir dengan otak saja rasanya tidak cukup. Masih kurang upayaku.

Saturday, October 07, 2006

amnesia selektif would be nice...

Senja tadi saya menikmati akting Robin Williams di salah satu filmnya (The Final Cut) yang bercerita mengenai kehidupan seorang cutter. Cutter adalah mereka yang mempunyai pekerjaan menghapus memori di otak, tanpa menentukan mana yang baik dan buruk, hanya berdasarkan pesanan saja. Tentunya berujung pada suatu objektif.

Photobucket - Video and Image Hosting

Set in a world with memory implants, Robin Williams plays a cutter, someone with the power of final edit over people's recorded histories. His latest assignment is one that puts him in danger.

Sangat mengagumkan bagaimana lagu bisa melambungkan kita pada sebuah kenangan. Lagu-lagu Keane, All American Rejects, Morrisey, Dave Koz, and so on...bahkan terkadang, saat memori otak sudah tidak mampu mengingat, masih ada siku hati yang begitu peka terhadap nada-nada tersebut. Membawaku entah kemana, yang bahkan sudah tidak bisa lagi kuingat. Hanya emosi saja yang masih melekat erat.

Friday, October 06, 2006

Dian Sastro vs Tantowi Yahya

Baru kali ini saya menyaksikan kuis 3 milyar dipandu oleh Dian Sastrowardoyo. Setelah berminggu-minggu otak saya dibombardir dengan iklan kuis di televisi tersebut, bisa dibilang tampilannya sungguh amat mengecewakan. Sepertinya Dian berdiri, berkata, berakting di bawah bayang-bayang Tantowi Yahya. Walau saya juga tidak menyukai Tantowi secara pribadi, tapi kemampuannya membawakan suatu acara atau kuis, bisa dibilang cukup matang.

Yang menyolok adalah ketidaknyamanan Dian dalam membawakan acara. Duduk tidak menyandar, tidak pula condong ke depan. Gesturenya kaku, dan suaranya yang tidak tergolong berat (lebih terdengar seperti abg) semakin menunjukkan auranya yang kurang matang. Mungkin Dian mendapat 'kehormatan' menggantikan Tantowi karena tarifnya lebih murah. Atau mereka tengah mengubah pangsa pasar kuis tersebut, semakin mengarah ke anak muda. Tapi satu hal yang mereka kurang dalami sebelum menerjunbebaskan Dian dalam acara tersebut.

Yang pertama, Dian jelas tidak cocok menggunakan baju-baju vintage yang panjang, mengingat tinggi badannya yang berkisar 160-an saja. Dan yang kedua, terkadang pengetahuan umum, mau tidak mau harus diakui, ada hubungannya dengan banyak tidaknya orang tersebut mengkonsumsi asam garam kehidupan, yang kaitannya adalah umur.

Thursday, October 05, 2006

Kedai Sup

Hari ini ada sedikit resensi restoran. Apa yang terpikir saat mendengar nama KEDAI SUP? Tentu yang ada di otak adalah kedai yang nyaris semua menunya berkuah aka sup. Yah, ini sedikit banyak mungkin, mengingat namanya kedai + sup. Halah, kenapa jadi ngebahas tata bahasa. Anyway...tadi malam makan disana. Tempatnya di daerah kemang, kalau dari arah Sumbangsih, ada di kiri sebelum lampu merah pertama (yang ada Sederhana).

Nice little place. Atmosfer yang menyenangkan. Hanya saja cuma ada empat atau lima jenis sup. Salah satunya adalah sup iga merah. Pengalaman rasa yang menarik di lidah, tapi bagaimana ya caranya supaya mereka tidak memakaikan begitu banyak lemak? Rasanya, pengalaman rutin tiap hari selama sebulan makan Lipitor akan sia-sia lagi.

Photobucket - Video and Image Hosting
Slogan sebuah media = setiap hari selalu ada yang baru

Ada sebuah bacaan yang menarik perhatian saya. Bukan karna isinya, bukan karna fontnya, tapi karna kemasannya. Majalah PS yang awalnya seukuran A3, sekarang jadi ukuran mini. Tidak semini majalah Device, tetapi mini panjang kali yaa..hahaha...yup, dengan demikian secara tidak langsung mengabarkan ke seantero pembaca bahwa mereka melakukan aksi pengiritan. Biasanya ada beberapa pilihan, yaitu : memperbanyak space iklan dan menambah halaman, mengubah sebagian halaman menjadi hitam putih, mengubah ukuran media. Nah, mereka memilih yang terakhir. Sangat klise lah ya kalau ditebak alasannya adalah untuk kepraktisan pembaca dan mengubah image mereka.

Brand as personality

Brand personality adalah karakteristik yang menggambarkan perusahaan/produk sebagaimana mereka menjadi manusia. Majalah PS misalnya; karna satu-satunya tujuan adalah memberikan informasi belanja seputar Plaza Senayan, maka kita secara tidak langsung namun akurat akan mengetahui manusia macam apa si majalah tersebut. Tentunya mature, classy, dan nyaris tidak perduli harga melainkan kualitas dan brand! Memang ada remaja yang berbelanja di PS, tapi kebanyakan mereka yang memperdulikan penampilan, bukan utilitas. Jadi, coret saja si ukuran baru sebagai perubahan element pada brand identity.

Sebagai info tambahan, banyak sekali pembaca yang mature (usia 25-45 thn) yang menyukai grip pada majalah berukuran A3. Terutama karna mereka lebih tertarik pada gambar produk dengan warna asli dan tambahan kecil di bawahnya, mengenai harga. Ketimbang font kecil-kecil dan paragraf yang rapat, bercerita secara deskriptif mengenai suatu produk.
Kalau merasa sudah pintar, sudah bisa memahami semua dengan logika, menerapkannya, menyeimbangkannya seiring dan sejalan dengan keimanan, selamat untuk yang merasa demikian. Masih bertanya-tanya, yang benar itu iman di atas logika ataukah logika menuntun kita pada iman? Apakah harus melihat dahulu baru percaya, atau percaya karna nyaman maka akan membawa pada keamanan? Ah, perbandingan yang betul-betul tidak perlu.

Bukan agamanya, tapi imannya. Iman kepada siapa, mungkin sebutan bisa diselaraskan. Karna jujur, saya juga tidak percaya bahwa Tuhan adalah perwujudan yang demikian dan disebut Bapa. Get the hell out of here *nah, saya tahu ucapan ini barusan membuat seseorang tertawa =) anyway..tidak semua hal ada jawabannya, lalu kemana larinya kita?

Haram dan tidak...

Otak manusia yang terus berkembang ini, menuntun kita pada kehebatan sterilisasi sabun, pun peralatan dan proses masak memasak. Kenapa tidak menikmati hidup sekaligus memanfaatkannya?

Wednesday, October 04, 2006

Malam ini ada berita duka. Adik Irfan, sahabatku yang dulu kukenal dari mantanku, meninggal dunia. Di sela-sela jogging, mandi, dan pulang, aku sempatkan mampir ke rumahnya. Mengingat kita selalu punya waktu senang-senang bersama, pun saat terry kena masalah di Ratu Prabu. Selayaknya aku punya waktu untuk menyampaikan simpatiku.

Adik Irfan baru berumur 12 tahun. Meninggal tanpa sebab, selain mungkin sudah waktunya undur diri dari kehidupan ini, menurut Allah. Tanpa penyakit, tanpa keanehan, yang berujung pada tidak dilakukannya otopsi atas keinginan keluarga, dan merelakannya begitu saja.

Luar biasa ketabahannya. Jack John, ini panggilan akrab Irfan, masih bisa menebar senyum dan berkata..."tenang saja bude, kan loe tahu gw gimana,".

Allah, aku masih tidak takut mati. Tapi aku mulai takut mati sia-sia, karna masih berada di tengah 'peperangan' ini. Sebuah permasalahan baru digelar dan harus bisa diselesaikan. Mudah-mudahan hari-hariku belum habis di tempat.

Monday, October 02, 2006

Perempuan dan pria...

Katanya perempuan lebih cepat dewasa dari pria. Entah ini ada hubungannya atau tidak dengan perempuan yang tukang bicara dan pria yang tukang berpikir. Itu sebabnya ada patung pemikir yang mewakili pria, dan kalaupun ada patung perempuan..pasti digambarkan dia sedang berbicara dengan ekspresi lemah lembut, teriak-teriak dengan emosi berang, atau apapun itu yang masih dikategorikan berbicara.

Focus in and focus out. Dua hal ini bila dikombinasikan akan menciptakan suatu hal yang hebat, yaitu kemahiran berkomunikasi. Dua telinga dan satu mulut tidak lagi saya artikan sebagai kita harus lebih banyak mendengar daripada berbicara. Melainkan mendengar dari dua penjuru angin, kanan dan kiri untuk kemudian menyeimbangkan keduanya. Dan setelah diproses di neuron otak, barulah kita berbicara. Tentunya tidak memakai emosi yang berlebihan.

Setengah perempuan dan setengah pria. Perempuan terjebak di tubuh pria, dan juga sebaliknya. Ah, mengingatkan saya pada banyak hal...

Teman perempuan yang saya kenal, jalan dengan lelaki lain dan ketika ditegur malah balik memarahi. Diri saya sendiri yang terkadang saya pikir terlalu mandiri, terlalu ingin beda, terlalu perfeksionis. Saudara sepupu saya, yang menjadi imam keluarga, namun kemudian menjadi terlalu sensitif dan baru saja berpikir ingin mulai mengeraskan sikap.

Entah, saya pikir...sikap keras tidak akan membawa siapa-siapa kemana-mana. Pengertian adalah salah satu essence dalam hidup.